Acara yang berlangsung khidmat itu dihadiri Bupati Polewali Mandar Samsul Mahmud, Kepala Kantor Kementerian Agama Polman Imran Kaljubi Kesa, Imam Masjid Syuhada Sayyed Fadlu Al Mahdaly, Ketua MUI Polman KH Abd Syahid Rasyid, serta para ulama, santri, tokoh masyarakat, dan jajaran pemerintah provinsi.
Wakil Gubernur Sulbar dalam sambutannya menyampaikan bahwa peringatan Maulid Nabi bukan sekadar mengenang kelahiran Rasulullah SAW, tetapi juga momentum meneladani perjuangan beliau dalam menebarkan kasih sayang, kejujuran, dan keikhlasan.
“Keduanya, Rasulullah SAW dan almarhum H. M. Zikir Sewai — mungkin berbeda zaman, tetapi sejiwa dalam ketulusan perjuangan. Nabi Muhammad memperjuangkan umat dengan cinta dan kesabaran, sementara almarhum memperjuangkan daerah ini dengan keikhlasan, ilmu, dan pengabdian tanpa pamrih,” ujar Salim S. Mengga.
Almarhum H. M. Zikir Sewai dikenal sebagai tokoh penting dalam pembentukan Provinsi Sulawesi Barat sekaligus pendiri Pondok Pesantren Al-Ikhlas Lampoko, yang kini menjadi pusat pendidikan dan dakwah di Bumi Mandar.
“Beliau membangun pesantren ini bukan hanya dari tanah, tetapi dari air mata, doa, dan keikhlasan. Perjuangannya tidak berhenti dengan kepergian jasadnya, sebab cahaya amal dan pengabdiannya masih hidup di hati para santri dan masyarakat,” tutur Wakil Gubernur.
Ia juga menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Sulbar untuk terus bersinergi dengan para ulama dan pesantren dalam membangun peradaban yang berlandaskan keikhlasan, kebersamaan, dan cinta terhadap ilmu.
“Insya Allah, pemerintah provinsi akan terus bersinergi dengan para ulama dan pesantren dalam membangun peradaban Sulawesi Barat,” tambahnya.
Kepada para santri, pasangan Gubernur Sulbar Suhardi Duka ini berpesan agar terus menimba ilmu dengan sungguh-sungguh serta menjadikan pesantren sebagai tempat menempa karakter, iman, dan akhlak. Ia menekankan pentingnya kejujuran dan integritas dalam kehidupan.
“Biasakan berjalan di jalan yang lurus. Jangan mengambil yang bukan hakmu. Kesuksesan sejati tidak diukur dari harta atau jabatan, tetapi dari kemampuan menjaga amanah dan hidup dengan cara yang halal,” pesannya.
Menurutnya, santri harus menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas dan berakhlak mulia. “Ilmu tanpa akhlak akan kehilangan arah, dan akhlak tanpa ilmu akan kehilangan makna,” tegasnya.
Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ikhlas Lampoko, Ihsan Zainuddin, menyampaikan bahwa keberadaan pesantren tersebut telah memberikan manfaat besar bagi masyarakat sekitar.
“Alhamdulillah, kehadiran pesantren ini sangat dirasakan oleh warga Lampoko,” ujarnya.
Ia juga mengenang sosok almarhum H. M. Zikir Sewai sebagai pejuang ikhlas yang berperan besar dalam proses pendirian Provinsi Sulawesi Barat. “Semoga semangat perjuangan beliau terus menginspirasi generasi muda. Kami berharap perhatian pemerintah terhadap pesantren ini terus berlanjut, karena tempat ini juga memiliki nilai sejarah dalam lahirnya gagasan pembentukan Provinsi Sulawesi Barat,” ungkapnya.
Peringatan Maulid dan haul tersebut ditutup dengan doa bersama untuk almarhum, agar Allah melapangkan kuburnya, menerima amal jariahnya, dan menempatkannya bersama para kekasih-Nya di surga. (rls)

0Komentar