Iklan

News

Pemprov Sulbar Tinjau Transmigrasi Tanjung China, Dorong Pengembangan Tambak Pesisir dan Pemberdayaan Ekonomi

Sabtu, 28.6.25 WIB Last Updated 2025-06-28T06:43:40Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini



PASANGKAYU, Mosulbar -
Tim Ahli Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) melakukan kunjungan kerja ke kawasan transmigrasi Tanjung China, Desa Bambakoro, Kecamatan Lariang, Kabupaten Pasangkayu, Kamis (26/6/2025). Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau langsung perkembangan kawasan transmigrasi sekaligus menggali potensi usaha tambak pesisir berbasis pemberdayaan masyarakat lokal.


Turut hadir dalam kunjungan tersebut, Tim Ahli Gubernur Sulbar yang terdiri atas Abdul Wahab (bidang transmigrasi), Hajrul Malik (bidang antar lembaga), Masram Jaya, dan Bayu. Mereka didampingi oleh jajaran Dinas Transmigrasi Provinsi Sulbar, antara lain Sekretaris Dinas Natsir, Kepala Bidang Pengembangan Pemukiman Transmigrasi Bayu, Kepala UPTD Transmigrasi, dan sejumlah staf teknis.


Kawasan transmigrasi Tanjung China telah dihuni oleh sekitar 100 kepala keluarga (KK) sejak tahun 2018 hingga angkatan keempat pada tahun 2024. Kunjungan berlangsung dari pukul 14.00 hingga 17.00 WITA dan menyasar langsung ke wilayah pemukiman serta lokasi tambak yang dikelola warga transmigrasi.


"Transmigrasi ini bukan sekadar pemindahan penduduk, tapi merupakan program strategis untuk pemerataan pembangunan dan peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pesisir," ujar Hajrul Malik di sela-sela kunjungan.


Dalam dialog bersama warga, terungkap sejumlah tantangan teknis dalam pengelolaan tambak, salah satunya berkaitan dengan sistem pasang surut air laut. Lahan bekas pohon Nipa yang digunakan tidak mampu menahan air secara optimal, sehingga tambak cepat mengering saat air surut. Sebaliknya, lahan bekas mangrove menunjukkan hasil yang lebih baik karena lebih lama menahan air.


Warga transmigran juga mengeluhkan keterbatasan sarana produksi seperti terpal, kincir air, dan pakan. Namun demikian, sebagian kelompok petani tambak telah berhasil menunjukkan hasil panen yang menjanjikan.


"Masalah utamanya bukan di alam, tapi pada minimnya alat dan dukungan. Kalau ini bisa dipenuhi, kami yakin hasilnya akan jauh lebih maksimal," ungkap salah seorang warga transmigrasi.


Tim Ahli mencatat bahwa kawasan transmigrasi Tanjung China masih memiliki sekitar 310 hektare lahan potensial yang belum tergarap. Apabila dikembangkan secara bertahap dalam dua hingga tiga tahun ke depan, kawasan ini diyakini dapat menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi pesisir, sekaligus mengurangi angka kemiskinan dan membuka lapangan kerja baru.


Sejumlah rekomendasi disampaikan oleh tim, di antaranya:


- Mendorong kebijakan afirmatif terhadap program transmigrasi sebagai prioritas pembangunan daerah.

- Membangun sinergi lintas sektor, seperti dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) serta Balai Wilayah Sungai (BWS), dalam pengelolaan tambak dan infrastruktur pendukung.

- Menyusun skema pembiayaan untuk kelompok usaha tambak melalui APBN, program pemerintah, maupun perbankan.

- Mengembangkan kawasan transmigrasi menjadi destinasi wisata agro-maritim berbasis tambak pesisir yang edukatif dan produktif.


Abdul Wahab, Tim Ahli Gubernur Sulbar yang selama ini mendampingi program transmigrasi, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mendorong keberhasilan transmigrasi di Sulbar.


"Kita sudah punya SDM, lahan, dan semangat. Yang dibutuhkan sekarang adalah komitmen antar-OPD dan dukungan kuat dari pusat. Jika itu terwujud, penguatan kawasan transmigrasi bukan hal yang mustahil," tegasnya.


Kegiatan ini ditutup dengan diskusi terbuka bersama warga serta dokumentasi kondisi tambak dan permukiman. Tim berharap, hasil kunjungan ini menjadi pijakan dalam menyusun kebijakan pembangunan transmigrasi yang lebih komprehensif, terarah, dan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. 


Sumber: Humas Pemprov Sulbar

Edit: Redaksi

Komentar

Tampilkan

Terkini